Archive for September 22, 2010

…,

Posted: September 22, 2010 in Uncategorized

ini kali pertama,sejak sekian lama,aku akan bertemu lagi dengannya.lelaki,yang bertahun lalu pernah menjadi yang kucinta dan padanya kutanamkan berjuta harap.

sore ini mendung,tapi hujan tak kunjung turun.berjam-jam yang lalu,aku sibuk meyakinkan diriku sendiri.benarkah aku akan menemuinya,dan apakah benar jika aku memutuskan untuk bertemu denganny?!antara ingin dan tidak,antara merasa harus dan tidak.entahlah,mungkin perasaan yang sama seperti dulu,ketika kita bertemu untuk yang pertama kali.sebenarnya lebih tepat disebut pertemuan kedua,tapi aku lebih suka menyebutnya sebagai pertemuan pertama yang disengaja.

itu dia.aku tak akan pernah lupa wajah itu,sorot mata itu.meski kini dia bukan lagi pemuda tanggung bercelana jeans belel dengan tindik di telinga kirinya,dan mungkin juga bukan pemuda yang padanya bisa kutitipkan cinta.

~~~

aku tak sengaja menemukan namanya pada artikel sebuah majalah yang kubeli iseng-iseng saja,saat terjebak macet dalam perjalanan dinas.aku hanya bisa tersenyum,rasa ini mendadak tak terejawantah lagi.seakan ingin menertawai betapa rapinya Tuhan mengatur semua ini,menyelipkan esensi pada kejadian kecil yang nyaris tak bereksistensi.

malamnya aku tak bisa tidur,kubaca lagi dan lagi artikel itu.menarik memang,tetapi tak ada yang lebih menarik saat ini selain alamat email yang tertera di bawah namanya.dan entah bagaimana,aku menemui diriku yang bergejolak saat mengetik pesan elektronik untuknya,sebuah ajakan untuk bertemu.dan entah aku harus tertawa atau apa saat dia membalas pesanku dengan satu kata ‘ya’ saja keesokan harinya.

itu dia.berjalan perlahan ke arahku dengan seuntai senyum,senyum yang sama seperti dulu,senyum satire yang membuatku nyaris gila.bukan karena senyum itu membuat dia tampak manis,tapi justru karena senyum itu selalu membuatku bertanya-tanya apakah dia bahagia bersamaku.dan setelah sekian lama,dia masih tersenyum dengan cara yang sama.

~~~

‘hai..apa kabar?’ (sial,kemana semua kosakata,semua tanda baca,semua majas saat aku benar membutuhkanny?!)
‘…’ (aku kehilangan kata-kata, lihat apa yang telah kau perbuat padaku,wanita)
‘…’ (ah,kamu pasti tahu aku hanya basa basi saja.dan kamu masih ingat cara menyiksaku yaitu dengan diammu.tolong,hentikan,bicaralah.katakan apa saja,ceritakan tentang istrimu atau anakmu,atau apa saja.sepertinya itu lebih baik)

pelayan datang membawakan menu.

‘pesan apa?’ (akhirnya aku punya alasan untuk tidak melamun)
‘..cappucinno,dingin’ (terimakasih,pelayan..kau selamatkan aku.tapi aku sedikit ragu,aku tak benar-benar membaca daftar menunya)
‘still waiting for your hero?’ (senandung itu lagi?ataukah itu isyaratmu?)
‘..maaf?’ (apa maksudnya?)
‘oh,hanya bercanda.ehm..pertemuan ini tidak mengganggu kesibukanmu bukan?’ (dia tersinggung.bodoh,aku malah mengacau)
‘kalau memang sibuk,aku tak mungkin ada di tempat ini’ (pertanyaan macam apa itu?)
‘maaf,aku tak datang di acara pernikahanmu..tak ada yang memberi tahu’ (tolong,jangan katakan kau mencintai suamimu)
‘…??ya,tentu saja’ wanita menjulurkan kedua tangannya,tak ada cincin melingkar di sana. (lihat,lihat,kalau kau tahu telah membuatku menjadi bodoh)
‘…’ (kamu melajang?kukira kau telah hidup berbahagia dengan seorang pria yang memberimu anak-anak yang lucu)
‘kamu tak benar-benar mencariku,dont you?’ (aku sedikit kecewa,kau tahu?)
‘kenapa begitu?’
‘…’ wanita memandang keluar jendela,sengaja memalingkan muka. (pikir saja sendiri..)
‘…’ (hei,apa itu?tattoo di leher kirimu?butterfly?bukankah kau membenci serangga cantik itu?) ‘tattoomu bagus’
‘ah..’ wanita meraba leher kirinya.
‘kenapa kupu-kupu?’
‘..pada suatu hari kuputuskan untuk mencoba mencintai yang aku benci,dan..’
‘dan membenci apa yang kau cintai?’ (kenapa kau pergi pada suatu hari,menghilang begitu saja?)
‘aku tidak mengatakan begitu…sudahlah,katakan saja apa maumu,kita selesaikan,dan aku pergi.deal?’ (mendadak tak bisa lagi membendung semua,aku jadi sentimental lagi)
‘pergi?lagi?’ (kenapa kau selalu mengatakan ingin pergi?jika saja aku bisa,akan kuhapus kata ‘pergi’ dari kosakata yang kau punya)
‘…’
‘…hmm,baiklah..aku mengajakmu bertemu karena aku ingin menceritakan ini kepadamu’
‘cerita?’
‘dengarkan saja sampai aku selesai bercerita’
‘tapi kenapa..?apakah ceritamu ada hubungannya denganku?’
‘coba dengarkan saja ceritaku.kau simpulkan saja nanti.tapi setelah aku selesai bercerita,kuharap kau mau menjawab pertanyaanku.satu pertanyaan saja’
‘ya’
‘lihatlah ke luar’
‘..??’
‘senja’
‘..??’
‘kota ini sudah kehilangan senja selama bertahun-tahun.tepatnya pada hari kau menghilang,meninggalkan kota ini entah kemana..’
‘hentikan cerita konyolmu,tidak lucu sama sekali’ (lelucon macam apa ini?)
‘kau janji akan mendengarkan..,karena senja menghilang,orang-orang serupa makhluk-makhluk apatis.anak-anak mendekam di rumah,menyetel televisi dengan chanel yang itu-itu saja.direktur membenamkan diri dalam blackberry dan menekan tuts yang sama sepanjang hari.mahasiswa berorasi,menyerukan hal yang hanya diulang-ulang.guru mengajar dengan cara lama meski kurikulum terus diperbaharui.pengemis mengadahkan tangan dengan cara begitu-begitu saja..ya,itulah yang ingin kuceritakan padamu’
‘lalu?’
‘simpulkan sendiri.bukannya ending macam itu yang kau sukai?’
‘maksudku,lalu apa yang kau harapkan dari cerita bohongmu itu?’
‘aku tidak berbohong,aku tidak menceritakan kebohongan’
‘konyol..mungkin lebih baik kita tidak bertemu hari ini’ wanita bergegas bersiap pergi.
‘tunggu..,aku mengaku.aku berbohong’
‘lalu untuk apa ini semua’
‘dengar..aku berbohong tentang orang-orang tadi.tapi aku tidak berbohong tentang senja yang hilang’
‘sore ini ada senja,begitu juga kemarin,dan besok!’
‘tadi saat kau datang mendung,bukan?tapi bukan itu intinya.senja memang hilang,bagiku..sejak kau pergi,dan kukira takkan kembali’
‘…’
‘aku lalu menyibukkan diriku,dengan pekerjaan,dengan rutinitas.aku tak bisa lagi teriak,menyanyi,menari..’
‘…’
‘mungkin kau ingat quantum?sederhananya begini..dalam waktu 24 jam waktu yang kumiliki,aku bangun lalu mandi lalu sarapan lalu berangkat bekerja,dan seterusnya.dan 24 jam berikutnya aku mengulangi quantum itu lagi.aku tak bisa seenak hati mengubah urutan menjadi bangun tidur lalu berangkat bekerja lalu membaca koran’
‘…’
‘yah..,mungkin juga tidak seekstrem itu.aku hanya mencoba menggambarkan keadaanku’
‘…’
‘begitulah ceritaku.sekarang aku hanya ingin kau menjawab satu pertanyaan saja.dan setelah itu kau boleh pergi.tentu saja,tak ada yang akan berubah’
‘…’
‘kenapa kau tinggalkan aku waktu itu?’
‘…sebentar..,aku hanya berjanji untuk mendengar ceritamu.aku tak pernah berjanji untuk menjawab pertanyaanmu’
‘…hmm,ya,kau benar’
‘tapi,bolehkah aku memberi satu pernyataan?’
‘tentu saja’
‘aku…ingin mengeja senja lagi bersamamu,seperti dulu…’

jemari itu saling mencari,tidak lagi di dalam gelap.

-end-

yang Tak Tersampaikan

Posted: September 22, 2010 in Uncategorized

ini hanya satu cara bodohku,kau tau?!
menuliskan apa saja yang sejujurnya sangat ingin kusampaikan,
meski tetap saja tak akan tersampaikan padamu…

aku menyimpan banyak tanya,
yang seandainya tersampaikan,
aku akan menemukan jawaban dalam sekulum senyum manis

aku ingin kau buat mengerti,
mengapa anak-anak lelakimu kau beri gelarKencanaPutra,
sementara anak-anak perempuanmu Kencanawati,
bukan KencanaPutri?

kadang aku ingin berdiskusi,
apa pendapatmu tentang Gie?
tentang jiwa muda dan idealisme?
aku yakin, jika itu terlaksana,
aku akan kau buat tercengang dengan perspektifmu
dan akan kubuat kau tercengang dengan pikiran-pikiran liarku

aku ingin kau bercerita,
anggap saja sebagai dongeng pengantar tidurku,
tentang Komunisme tentang Sosialisme,
atau tentang G30SPKI…,
meski ini serupa tombol vital,
bagian dari sejarah kelam orang-orang di sekitarmu
hingga kau kunci rapat-rapat dalam memori dan juga mulutmu
tapi..sekali waktu,ceritakanlah padaku…

aku tak ingin kau salah mengerti,
saat kau sakit, anak-anakmu menelepon sepanjang hari
menanyakan kabarmu,menyuruhmu berobat,dan menawarkan segala macam yang mereka bisa lakukan
dan aku hanya diam..,
bukan berarti aku tak peduli,
bukan berarti sayangku tidak seberapa,
tapi karena aku selalu percaya dengan kemampuanmu
kau terlalu hebat,untuk dikalahkan rasa sakit,,

dan kau perlu tau,
aku senang pada akhirnya kita mengakhiri ketidakmengertian kita satu sama lain,
meski tidak terjadi secara instan ataupun fenomenal..
tapi perjalanan bersama waktu dan seringkali tidak melibatkanmu,
mendewasakan aku dalam rebel dan keras kepala pemikiran
entah harus kusebut suatu kekurangan atau kelebihan,
aku lebih senang menyebutnya kebanggaan…

aku berharap,
meski tak terbahasakan,
kau tau aku menyayangimu
aku mengagumimu,
menikmatimu dari terang dan gelapku
dan jika suatu saat nanti,
aku memegang undi,bertaruh untuk hidup atau mati,
sapalah aku sebagai pribadi,
dan yakinkan aku bahwa kau akan selalu mengerti
seburuk apapun hari yang kualami,
dan aku berjanji..,
aku tau konsekuensi

Edit
kepada ANGIN yang (sedang) BERHEMBUS di TITIK NOL
by JachintaDeasy Kencanawati on Tuesday, November 3, 2009 at 12:00pm
ANGIN,…..
meski kini kau sedang berhembus,
kuharap kau akan mengerti
bahwa aku ingin selalu berbagi
tentang apa saja yang aku alami di sini tanpamu
tentang cerita
tentang pemikiran
soliloquy dan kontemplasi
(notes ini akan selalu aku update, aku janji….)

9 oktober 2009

maaf tak bisa mengantar keberangkatanmu,
tak bisa menjadi saksi langkah pertama pijakan kakimu
pada pencarian
pada penemuan diri
hari ini

aku ingin pulang,,,,
yah….aku merindukan pulang
dan kau tau?
saat kuinjakkan kaki di rumah, aku masih tetap ingin pulang
entah pada apa dan dimana aku ingin pulang……..
kupikir, pulang adalah suatu yang jauh lebih hakiki,
dan aku masih mencari….

12 0ktober 2009

kau telah sampai di titik nolmu….,
aku lega kau baik-baik saja
sebab semalam kemarin, ponselmu tak aktif

hari ini, aku membaca kisah hidup yb mangunwijaya,
manusia hebat itu, sang multitalenta….
ternyata, memang benar seperti kata kugy di perahu kertas,
untuk menjadi apa yang kita inginkan, kadang kita harus melewati fase tidak menjadi diri sendiri
paling tidak…,itulah yang aku tangkap dari kisah yb mangunwijaya
kau harus baca bukunya,
aku pasti dengan senang hati meminjamkannya

mungkin kita juga perlu ‘tersesat’ dulu di arsitektur,
untuk dapat mengenal fotografi,
menjadi wanita perkasa karena rancang bangun dan SK,
menguak rahasia kecintaan yang mulia bapak Pradipto pada bambu,
mengerti bahwa bakatku adalah membuat batu bata dan mengebor,
mengerti bahwa bakatmu adalah membuat kipas dari kantong plastik…,heeeeeee
dan masuk unit penerbitan
kupikir tanpa itu semua,
kita tak akan menjadi seperti sekarang

14-15 oktober 2009

aku tak tidur semalaman….,
tak ada bala bantuan untuk mengerjakan unit penerbitan
tapi tak apa…,mungkin lebih baik begitu,
kita memulai ini berdua,
aku tak pernah membayangkan menyelesaikannya dengan seseorang,
dan itu bukan kamu

aku sungguh berterimakasih untuk malam yang lelah tetapi entah aku begitu menikmatinya,
mungkin aku akan menjadikan unit penerbitan sebagai titik nolku,
dan malam panjang ini,
kuhabiskan bersama mereka yang melagukan energi: SHEILA ON 7
mas eross mas adam dan mas sakti yang bercumbu dengan dawai hingga melepuhkan jari,
mas anton (dan sedikit mas brian) yang keringatnya adalah ketukan-ketukan birama
dan mas duta yang berteriak-teriak bersamaku, membaurkan segala rasa yang ada……

18 oktober 2009

di tangan kiriku,
kini tak ada apa-apa lagi….
aku memilih mengembalikan ruh yang dipinjamkannya padaku,
maaf….
aku tau ini mengecewakanmu,
aku tak bisa penuhi janji padamu
untuk baik-baik dengannya
aku yang tak dapat mendendangkan ‘saat aku lanjut usia’
aku bebal dan bodoh
aku padam, ANGIN….

20 oktober 2009

ANGIN,….
masih ingatkah saat aku memintamu mengajari aku ‘berharap’…..?
karena kukatakan bahwa aku lupa caranya…..?
selama ini aku berbohong, ternyata….
aku punya harapan,
aku tau apa yang menjadi harapanku,
hanya saja aku tak mampu menghidupi harapan itu,
nyaris seperti nyala yang hampir padam

dengan sedikit soliloquy tadi malam,
aku akan belajar untuk menghidupkan lagi nyala itu
sebab justru ketika aku berada di ambang kehilangannya,
aku merasainya…
dia ada,
harapan itu ada…
itulah yang membuatku bertahan….,,,

aneh….
saat kita berhenti mempertanyakan,
jawaban itu datang dengan sendirinya,
dan bahkan dari tempat yang paling dekat:
diri kita sendiri….,

kau benar, ANGIN….
waktu bukan alasan untuk berhenti berharap….

23 oktober 2009

iseben rewel…….,
iseben rewel…….

sudahlah, mari kita gelontor saja dengan…..
mmmmmmm….
SMIRNOFF
hahahahahaha, akhirnya….

ingat kah…?
pernah kuikuti kuisioner yang menyatakan bahwa
kepribadianku mirip dengan SMIRNOFF,
sekarang aku tau kenapa,
SMIRNOFF itu putih pekat,
meski menarik
kita dibuat menerka-nerka,
karena sungguh ambigu,
tak teraba,
adakah ia semanis vodka,
ataukah sehambar heineken…?
lalu kau hirup perlahan aromanya,
kau mati tergoda…
kau reguk, 1….2…3….
ia tak semanis vodka,
ia tak sehambar heineken,
ia adalah ia,
yang dengan caranya menjadi istimewa,
dan resapilah,
dadamu meruah hangat,
ia meninggalkan kesan di sana….,
jika kau cukup hebat untuk memberi ruang padanya,
ia sangat layak untuk kau cinta,
jika tidak,
ia hanya akan berakhir sebagai sosok liar
yang menggelisahkanmu
aku merasa, aku mirip ia….
berlebihankah…?

25 oktober 2009

aku sakit….,
tapi…dia ada di sampingku,
menyuapiku tanpa mengeluh,
menungguiku minum obat dan segelas teh hangat,
aku tau,
aku masih mengharapkannya….
semoga nyala ini bisa kujaga,

1 november 2009

aku ke gereja pagi ini….,
merindukan ekaristi

biarkan aku memberitahumu lebih dulu,
puncak dari ekaristi adalah komunio
sang pastur akan membagikan hosti
yang merupakan hasil transfigurasi tubuh Kristus
komunio adalah pralambang,
bersatu lagi dengan tubuh dan darah Kristus,
memperbaikki hubungan yang terkoyak akibat dosa
seperti itulah….,
maka hosti, meski hanya sekedar roti tak berragi,
tak boleh dibuang,
tak boleh terbuang,

dan aku melihat,
sekeping hosti itu jatuh,
sang pastur mengambilnya,
dan memakannya
dan memberikan padaku hosti lain yang masih berada dalam piala,
hosti yang belum terkontaminasi debu,
hosti yang masih ‘suci’

pastur tak tau betapa aku merasa kecewa dengan ini….,
aku ingin dapat yang jatuh saja,
aku ingin Kristus melayakkan aku
menjadi teman bagi mereka yang terbuang
mereka yang tersingkirkan….,
tapi….,
ternyata belum,
belum untuk pagi ini….

mungkin belum layak bagiku
tapi….,
aku tak akan menyerah begitu saja,
meski dengan caraku,
yang entah akan dimengerti atau tidak,
doakan aku, kawan,
di bentangan sajadahmu….

ayahku, HERMAN PRATIKTO

Posted: September 22, 2010 in Uncategorized

tidak ada yang istimewa…,
sosok yang kuingat darinya adalah:
sandal japit hijau ukuran 10 1/2,
kaos sport putih polos tipis dan kian menipis,
rambut putih menguban,
aroma bawang yang menguar dalam masakan-masakan andalannya
sosialis dalam perkataan dan perbuatannya,
Baginya mungkin keberadaan Tuhan tak ada,
tapi dia adalah orang yang paling rajin mengingatkan aku untuk berdoa
saat murung dan melankolia menghinggapiku
Baginya mungkin tak perlu segala ritus dan kebiasaan,
tapi dia ada, menyediakan dirinya
untuk berbagi simpati dan solusi

suatu hari….,
di antara santai sore dan percakapan panjang tentang dongeng 1001 malam,
aku menemukan namanya: HERMAN PRATIKTO
sebagai seorang pengarang Bendhe Mataram….!
Kucari tahu, siapa itu Herman Pratikto, si pengarang Bendhe Mataram,
karena aku benar-benar haus informasi
kenapa diantara banyak nama, ada 2 nama yang identik sama,
nama yang kupikir tak cukup pasaran….
Tapi…,
informasi yang kudapati sungguh tak mengatasi dahaga,
atas sebuah nama….

Maka,…
kulayangkan sebuah spekulasi…..
Mungkin saja ayahku adalah benar-benar pengarang Bendhe Mataram
sehingga bakat menulisku memiliki asal usul yang jelas
hahahahhahahha….,entahlah….
Sedikit melebih-lebihkan saja,
menurut pengalaman,
seorang WNI keturunan yang terimbas untuk memiliki nama Indonesia,
biasanya memilih nama yang mirip-mirip dengan nama lahirnya
Tapi ayahku tidak…
Terlahir dengan nama Wong Fie Hsian,
dan mengganti nama menjadi Herman Pratikto….??????
Sedikit merasa pantas meniru ucapan Soe Hok Gie,
‘saya percaya saya bisa menulis Ba…,karena saya anak Baba, dan Baba adalah seorang penulis’
Biarlah Herman Pratikto pengarang Bendhe Mataram itu menjadi teka-teki,
aku cukup puas dengan spekulasi ini…,
Meskipun salah….,
kurasa itu bukan masalah….
Aku tetap bangga mengenal seorang Herman Pratikto,
dan dia ayahku….,

….hhh,
Soliloquy pertama kali kulakukan di Jakarta, ibu kota negara…
saat sekeping tanya tentang Terpilih atau Terpanggil,
menjadi satu alasan krisis identitas diri
Menimbulkan sergapan tanya yang lain,
peristiwa semacam apakah yang membuatku porak poranda,
mempertanyakan eksistensi dan esensi
yang selama ini telah diam mantap di tempatnya,
tak terusik…
Dan jawaban adalah pertanyaan itu sendiri,
berhenti mencari,
cukup mengerti….

Soliloquy kedua ini….,
seperti ingin memuntahkan liar yang meranggas dalam kemarau kemarau panjang
dan….
aku hanya bisa bilang,
i still have’nt found what i’m looking for….

saya sadar saya ANJING

Posted: September 22, 2010 in Uncategorized

‘ANJING…..’
entah mengapa setiap kali mengeja kata ini, banyak protes yang aku panen….
Apa salahnya menjadi seorang Anjing?
Anjing adalah simbol dari kesetiakawanan yang dijunjung tinggi,
kata seorang kawan padaku,
dan itulah mengapa aku memproklamirkan diri ‘saya sadar saya ANJING’
Dan bagi mereka yang mengerti aku,
beserta semua anomali yang kujalani,
otak mal-function,
dan loncatan kuantum dalam sistem sarafku,
aku akan selalu jadi ANJING terbaik dalam hidup kalian!!!!

Nb. Aku memilih jalan ini
Berkati aku, Bu….

Lempuyangan, 18 Oktober 2009

Posted: September 22, 2010 in Uncategorized

11.40
selepas ini tak ada lagi kita,
maka ingin kunikmati saat ini, detik ini,
bersamamu,
bersandar nyaman dalam pelukanmu
mungkin untuk yang terakhir kalinya,
mungkin juga tidak….
tapi kita bertingkah,
seolah esok tak lagi ada

kau tersenyum,
aku tersenyum,
kita bercerita
kita tertawa
tapi mata kita berkaca,
masihkah aku ada di sana?
dan butir-butir airmata yang tertahan,
begitu memilukan

11.50
kereta tiba,
mendadak aku tak ingin seperti ini
aku masih ingin bersamamu
lebih lama lagi….

11.55-12.55
kau merengkuh pundakku
sepanjang perjalanan ini
aku tau rasa ini masih ada,
hanya saja kita terlalu bodoh mengejawantahkannya

di pintu kereta,
guratan tinta hitam terbaca jelas:
Bodoh love Jelek
bukankah kau selalu memanggilku ‘Bodoh’?
dan kubalas memanggilmu ‘Jelek’?
kenapa di saat seperti ini,
kenapa di saat kita memutuskan berjalan sendiri…….?

terlalu banyak memori,
melankolia ini sungguh tak wajar….,
terlalu banyak yang terlewatkan
dan entah, masih dapatkah kita…?
dan aku tau,
aku kan merindukan semua hal bodoh yang pernah kita lakukan,

kuharap,
kau tetap menulis….,
karena akulah orang yang paling menantinya,
lupakan saja eyd, tabrak saja tanda baca,
aku selalu menyukainya….

kuharap,
tetap peliharalah dople-doplemu,
dia yang mencintai sahabatnya: Latif Pungkasniar
dia yang bertemu bu suharti di kota lama semarang, dan berbagi wafer
dia yang menelpon aku saat aku kerja praktek, dan mengajakku bernyanyi ‘takkan pernah menyesal’
dia yang mengatakan ‘Mi, aku baru ngerasa ibu sayang aku,,,dan aku juga sayang sama ibu…’
dia yang marah karena kecewa terhadap hedonisme dini anak-anak tanggul grogol
dia yang menangis karena ingin membelai rambutku
dia yang menggenggam tanganku erat, malam-malam suram di warnet
dia yang …..pernah aku cinta, dan akan selalu aku cinta,,,,,

kuharap,
kita mengambil keputusan yang tepat…….
bukan keputusan bodoh,
bukan keputusan emosional
yang akan kita sesali di masa-masa senja kita nanti…..,

stasiun demi stasiun terlewati,
dan aku sungguh masih tetap ingin ini,
bersandar nyaman dalam pelukanmu

13.05
aku tak bisa menawar lagi,
angkuhnya waktu yang berlari….,
kita telah sampai di sini,
stasiun purwosari,
tempat dimana semua menjadi awal lagi,
belajar menjadi pribadi,
meski seorang diri
kumohon……….,
peluk aku lebih lama lagi…

kau telah berdiri di sana,
bersiap pergi
dan aku masih berdiri di sini,
melihat sosokmu,
mungkinkah yang terakhir kali….?
aku berteriak dalam hati,…….’kumohon, tetaplah mencintaiku….’
adakah kau mendengarnya?

13.10
aku sudah tak punya waktu lagi….,
aku pulang, Sayang….

14.35
aku tiba di tempat ini lagi,
kali ini seorang diri….
dan semuanya tak akan sama lagi….,

(untuk Lelaki, kau yang tak pernah kusesali…)