Edit
kepada ANGIN yang (sedang) BERHEMBUS di TITIK NOL
by JachintaDeasy Kencanawati on Tuesday, November 3, 2009 at 12:00pm
ANGIN,…..
meski kini kau sedang berhembus,
kuharap kau akan mengerti
bahwa aku ingin selalu berbagi
tentang apa saja yang aku alami di sini tanpamu
tentang cerita
tentang pemikiran
soliloquy dan kontemplasi
(notes ini akan selalu aku update, aku janji….)
9 oktober 2009
maaf tak bisa mengantar keberangkatanmu,
tak bisa menjadi saksi langkah pertama pijakan kakimu
pada pencarian
pada penemuan diri
hari ini
aku ingin pulang,,,,
yah….aku merindukan pulang
dan kau tau?
saat kuinjakkan kaki di rumah, aku masih tetap ingin pulang
entah pada apa dan dimana aku ingin pulang……..
kupikir, pulang adalah suatu yang jauh lebih hakiki,
dan aku masih mencari….
12 0ktober 2009
kau telah sampai di titik nolmu….,
aku lega kau baik-baik saja
sebab semalam kemarin, ponselmu tak aktif
hari ini, aku membaca kisah hidup yb mangunwijaya,
manusia hebat itu, sang multitalenta….
ternyata, memang benar seperti kata kugy di perahu kertas,
untuk menjadi apa yang kita inginkan, kadang kita harus melewati fase tidak menjadi diri sendiri
paling tidak…,itulah yang aku tangkap dari kisah yb mangunwijaya
kau harus baca bukunya,
aku pasti dengan senang hati meminjamkannya
mungkin kita juga perlu ‘tersesat’ dulu di arsitektur,
untuk dapat mengenal fotografi,
menjadi wanita perkasa karena rancang bangun dan SK,
menguak rahasia kecintaan yang mulia bapak Pradipto pada bambu,
mengerti bahwa bakatku adalah membuat batu bata dan mengebor,
mengerti bahwa bakatmu adalah membuat kipas dari kantong plastik…,heeeeeee
dan masuk unit penerbitan
kupikir tanpa itu semua,
kita tak akan menjadi seperti sekarang
14-15 oktober 2009
aku tak tidur semalaman….,
tak ada bala bantuan untuk mengerjakan unit penerbitan
tapi tak apa…,mungkin lebih baik begitu,
kita memulai ini berdua,
aku tak pernah membayangkan menyelesaikannya dengan seseorang,
dan itu bukan kamu
aku sungguh berterimakasih untuk malam yang lelah tetapi entah aku begitu menikmatinya,
mungkin aku akan menjadikan unit penerbitan sebagai titik nolku,
dan malam panjang ini,
kuhabiskan bersama mereka yang melagukan energi: SHEILA ON 7
mas eross mas adam dan mas sakti yang bercumbu dengan dawai hingga melepuhkan jari,
mas anton (dan sedikit mas brian) yang keringatnya adalah ketukan-ketukan birama
dan mas duta yang berteriak-teriak bersamaku, membaurkan segala rasa yang ada……
18 oktober 2009
di tangan kiriku,
kini tak ada apa-apa lagi….
aku memilih mengembalikan ruh yang dipinjamkannya padaku,
maaf….
aku tau ini mengecewakanmu,
aku tak bisa penuhi janji padamu
untuk baik-baik dengannya
aku yang tak dapat mendendangkan ‘saat aku lanjut usia’
aku bebal dan bodoh
aku padam, ANGIN….
20 oktober 2009
ANGIN,….
masih ingatkah saat aku memintamu mengajari aku ‘berharap’…..?
karena kukatakan bahwa aku lupa caranya…..?
selama ini aku berbohong, ternyata….
aku punya harapan,
aku tau apa yang menjadi harapanku,
hanya saja aku tak mampu menghidupi harapan itu,
nyaris seperti nyala yang hampir padam
dengan sedikit soliloquy tadi malam,
aku akan belajar untuk menghidupkan lagi nyala itu
sebab justru ketika aku berada di ambang kehilangannya,
aku merasainya…
dia ada,
harapan itu ada…
itulah yang membuatku bertahan….,,,
aneh….
saat kita berhenti mempertanyakan,
jawaban itu datang dengan sendirinya,
dan bahkan dari tempat yang paling dekat:
diri kita sendiri….,
kau benar, ANGIN….
waktu bukan alasan untuk berhenti berharap….
23 oktober 2009
iseben rewel…….,
iseben rewel…….
sudahlah, mari kita gelontor saja dengan…..
mmmmmmm….
SMIRNOFF
hahahahahaha, akhirnya….
ingat kah…?
pernah kuikuti kuisioner yang menyatakan bahwa
kepribadianku mirip dengan SMIRNOFF,
sekarang aku tau kenapa,
SMIRNOFF itu putih pekat,
meski menarik
kita dibuat menerka-nerka,
karena sungguh ambigu,
tak teraba,
adakah ia semanis vodka,
ataukah sehambar heineken…?
lalu kau hirup perlahan aromanya,
kau mati tergoda…
kau reguk, 1….2…3….
ia tak semanis vodka,
ia tak sehambar heineken,
ia adalah ia,
yang dengan caranya menjadi istimewa,
dan resapilah,
dadamu meruah hangat,
ia meninggalkan kesan di sana….,
jika kau cukup hebat untuk memberi ruang padanya,
ia sangat layak untuk kau cinta,
jika tidak,
ia hanya akan berakhir sebagai sosok liar
yang menggelisahkanmu
aku merasa, aku mirip ia….
berlebihankah…?
25 oktober 2009
aku sakit….,
tapi…dia ada di sampingku,
menyuapiku tanpa mengeluh,
menungguiku minum obat dan segelas teh hangat,
aku tau,
aku masih mengharapkannya….
semoga nyala ini bisa kujaga,
1 november 2009
aku ke gereja pagi ini….,
merindukan ekaristi
biarkan aku memberitahumu lebih dulu,
puncak dari ekaristi adalah komunio
sang pastur akan membagikan hosti
yang merupakan hasil transfigurasi tubuh Kristus
komunio adalah pralambang,
bersatu lagi dengan tubuh dan darah Kristus,
memperbaikki hubungan yang terkoyak akibat dosa
seperti itulah….,
maka hosti, meski hanya sekedar roti tak berragi,
tak boleh dibuang,
tak boleh terbuang,
dan aku melihat,
sekeping hosti itu jatuh,
sang pastur mengambilnya,
dan memakannya
dan memberikan padaku hosti lain yang masih berada dalam piala,
hosti yang belum terkontaminasi debu,
hosti yang masih ‘suci’
pastur tak tau betapa aku merasa kecewa dengan ini….,
aku ingin dapat yang jatuh saja,
aku ingin Kristus melayakkan aku
menjadi teman bagi mereka yang terbuang
mereka yang tersingkirkan….,
tapi….,
ternyata belum,
belum untuk pagi ini….
mungkin belum layak bagiku
tapi….,
aku tak akan menyerah begitu saja,
meski dengan caraku,
yang entah akan dimengerti atau tidak,
doakan aku, kawan,
di bentangan sajadahmu….